Archive for Juni 19, 2009


TATWA

TATWA
Tatwa
Yang dimaksud dengan Tattwa adalah cara kita melaksanakan ajaran
agama dengan mendalami pengetahuan dan filsafat agama.
ATMA TATWA
Atma tattwa merupakan kepercayaan bahwa terdapat jiwa dalam setiap makhluk hidup. Dalam ajaran Hinduisme, jiwa yang terdapat dalam makhluk hidup merupakan percikan yang berasal dari Tuhan dan disebut Atman. Jiwatma bersifat abadi, namun karena terpengaruh oleh badan manusia yang bersifat maya, maka Jiwatma tidak mengetahui asalnya yang sesungguhnya. Keadaan itu disebut Awidya. Hal tersebut mengakibatkan Jiwatma mengalami proses reinkarnasi berulang-ulang. Namun proses reinkarnasi tersebut dapat diakhiri apabila Jiwatma mencapai moksa[7].
Atma Tattwa
Atma tattwa merupakan kepercayaan bahwa terdapat jiwa dalam setiap makhluk hidup. Dalam ajaran Hinduisme, jiwa yang terdapat dalam makhluk hidup merupakan percikan yang berasal dari Tuhan dan disebut Atman. Jiwatma bersifat abadi, namun karena terpengaruh oleh badan manusia yang bersifat maya, maka Jiwatma tidak mengetahui asalnya yang sesungguhnya. Keadaan itu disebut Awidya. Hal tersebut mengakibatkan Jiwatma mengalami proses reinkarnasi berulang-ulang. Namun proses reinkarnasi tersebut dapat diakhiri apabila Jiwatma mencapai moksa
Karmaphala
Agama Hindu mengenal hukum sebab-akibat yang disebut Karmaphala (karma = perbuatan; phala = buah/hasil) yang menjadi salah satu keyakinan dasar. Dalam ajaran Karmaphala, setiap perbuatan manusia pasti membuahkan hasil, baik atau buruk. Ajaran Karmaphala sangat erat kaitannya dengan keyakinan tentang reinkarnasi, karena dalam ajaran Karmaphala, keadaan manusia (baik suka maupun duka) disebabkan karena hasil perbuatan manusia itu sendiri, baik yang ia lakukan pada saat ia menjalani hidup maupun apa yang ia lakukan pada saat ia menjalani kehidupan sebelumnya. Dalam ajaran tersebut, bisa dikatakan manusia menentukan nasib yang akan ia jalani sementara Tuhan yang menentukan kapan hasilnya diberikan (baik semasa hidup maupun setelah reinkarnasi)
Punarbhawa
Punarbhawa merupakan keyakinan bahwa manusia mengalami reinkarnasi. Dalam ajaran Punarbhawa, reinkarnasi terjadi karena jiwa harus menanggung hasil perbuatan pada kehidupannya yang terdahulu. Apabila manusia tidak sempat menikmati hasil perbuatannya seumur hidup, maka mereka diberi kesempatan untuk menikmatinya pada kehidupan selanjutnya. Maka dari itu, munculah proses reinkarnasi yang bertujuan agar jiwa dapat menikmati hasil perbuatannya (baik atau buruk) yang belum sempat dinikmati. Proses reinkarnasi diakhiri apabila seseorang mencapai kesadaran tertinggi (moksa).
Moksa
Dalam keyakinan umat Hindu, Moksa merupakan suatu keadaan di mana jiwa merasa sangat tenang dan menikmati kebahagiaan yang sesungguhnya karena tidak terikat lagi oleh berbagai macam nafsu maupun benda material. Pada saat mencapai keadaan Moksa, jiwa terlepas dari siklus reinkarnasi sehingga jiwa tidak bisa lagi menikmati suka-duka di dunia. Oleh karena itu, Moksa menjadi tujuan akhir yang ingin dicapai oleh umat Hindu

TRI KAYA PARISUDA
PENGERTIAN :
Tri artinya tiga.
Kaya artinya gerak.
Parisuda artinya suci.
Jadi tri Kaya Parisuda adalah :
Tiga gerak /perbuatan yang harus disucikan.
Ada pun bagian-bagian tri kaya parisuda yaitu :
1.MANACIKA.
2.WACIKA.
3.KAYIKA.
I. MANACIKA, ialah gerak fikiran yaitu:
1. Tan engin/tan adengkia ri drwyaning len, artinya, tidak ingin/tidak dengki pada kepunyaan orang lain.
2. Tan kroda ring sarwa sattwa, artinya, tidak marah terhadap semua mahluk.
3. Mamituhwa ri hananing karmaphala, artinya, yakin sepenuhnya akan adanya hukum-karma.

II. WACIKA, ialah gerak lidah atau perkataan, yaitu :
1. tan ujar ahala, artinya: tidak mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati.
2. tan ujar apergas, artunya : tidak mengeluarkan kata-kata yang keras
3. Tan mithya, artinya : tidak berbohong.
4. tan misune, artinya : tidak menfitnah
III.KAYIKA, ialah gerak anggota badan, yaitu :
1. tan amati-mati, atau ahimsa artinya : tidak membunuh dengan sewenang-wenang.
2. Tan angahal-ngahal, artinya tidak mencuri.
3. Tan paradara artinya tidak memperkosa atau tidak berzinah.
MANACIKA.
● MANACIKA : bagianan yang pertama,ialah : tidak ingin atau tidak dengki pada kepunyaan orang lain.
Arti ingin dan dengki pada kepunyaan orang lain, kiranya sudah jelas dan kita sudah sama-sama menginsyafi, bahwa apabila keinginan dan kedengkian itu sampai terlaksana hal itu pasti akan mengakibatkan kehancuran.
Memang apabila kita perhatikan benar-benar perbuatan manusia didunia ini semuanya berpangkal pada pikiran.Pikiran lah yang merupakan pangkal segala perbuatan,pikiran yang baik , akn menimbulkan perbuatn yang baik dan sebaliknya.
Oleh karena itu kita wajib berusaha selalu mengontrol dan mengendalikan jalan fikiran kita, agar tidak bergerak kearah yang tidak baik.Hendaknya kita menyadari bahwa mula-mula fikiran kita itu bergerak setelah ada perangsang dari luar melalui alat-alt pancaindra kita,sehingga kita mengetahhi segala sesuatu diluar tubuh kita yang baik atau buruk.Setelah itu baru timbul nafsu atau keinginan untuk memiliki apa yang dirasakan baik, dan menolak apa yang dirasakan tak baik.(memang pikiran itu memiliki kecakapan untuk membeda-bedakan apa yang baik , dan yang kurang baik dan sebagainya ).
Apa yang baik walaupun dimana tempatnya, meski siapapun memilikinya, semua itu ingin dimiliki oleh si-nafsu tadi. Apabila usaha ingin memiliki orang lain itu tidakl berasil mak timbullah rasa dengki, rasa kecewa, rasa dendam dan nafsu itu makin berkobar-kobar, makin hidup, makin menggelegar.
Orang yang bijak sana menyadari bahwa nafsu itu apabila dituruti kehendaknya makin menjadi-jadidan tidak akan pernah puas. Karena itu, diusahakanlah mengendalikan nafsunya sehingga terbebaslah beliau dari nafsu-nafsu yang rendah. (loba,dengki,irihati,marah, dll).
Biasanya, orangyang teguh imannya mengendalikan nafsu sedemikian itu, tidak banyak menemui kesukaran, lain halnya anak-anak yang masih tebal sifat-sifat akunya,meredakan sang nafsu amat sulit.Karena itulah anak-anak sering menginginkaan apa yang dimiliki teman-temannya,dan biasanya ia menaruh rasa dengki atau irihati terhadap kelebihan temannya itu.
Bagi babarapa orang, sifat kekenak-kanakannya ini masih melekat pada dirinya, walaupun ia sudah menjadi orang yang dewasa,maka jelaslah,kunci dari dari pada sifat ingin dan dengki pada kepunyaan orang lain ini terletak pada apakah seseorang itu kuat atau tidak menahan dorongan nafsunya. Bagi orang-orang yang kuat menahan / mengendalikan nafsunya, ia akan mudah mencapai segala cita-citanya, karena segala geraknya lebih bebes , tidak banmyak digoda, diganggau atau dibelenggu oleh nafsunya.Sebaiknya, bagi orang-orang yang tak mampu mengendalikan nafsunya ia akan selalu menjadi budaknya nafsu sehingga tidak akan berasil mencapai cita-citanya.
Contoh: Banyak anak-anak muda tarhalang kuliahnay karena ia dihanyutkan oleharus nafsunya di masa kuliah.Demikian juga tidak sedikit pengsaha – pengusaha jatuh failit karen dimabuk nafsu.
Dalam ceritanya Arjuna-Wiwaha, arjuna berhasil tapanya, karena kuat imannya melawan berbagai-berbagai godaan, terutama melawan godaan nafsu yang tersembunyi di dalam dirinya (sapta timira).
Pengendalian nafsu itulah faktor terpenting didalam kehidupan seseorang. Orang-orang bijaksana mengtakan, bahwanafsu itu ibarat pencuri yang tersembunyi didalam diri sendiri, juga di umpamakan sebagai musuh didalam selimut, sewaktu-waktu pasti akan muncul kembali untuk menyerang diri kita , apabila kita dalam keadaan lengah.
Manusia kuat ialah ,manusia yang telah berasil menguasai nafsunya itu. Dan sebaliknya, seseorang dikatakan lemah apabila ia selalu terombang-ambing oleh keinginan yang selalu muncul dari dalm dirinya.
Demikian prihal bagian MANACIKA bagian pertama dan dilanjutkan penjelasan tentang MANACIKA bagian yang kedua.
● MANACIKA bagian kedua yaitu : Tiada marah terhadap semua mahluk.
Mengenai kemarahan, terlebih dahulu kita uraikan tentak definisi marah itu.
Didalam kitab saramuscaya fatsal 97, kami ketemukan uraian sebagai berikut :
“Nyang sang kiriman, hana ya ininum sang pandita, mangdani panas amuharanglu, tan lara iki pih, mangilangaken yacapuhara papa ta pwa ya, tan ininum iki dening semanya jana, sang utamapurusa juga sira wenang minum, sira tuhu sakti kalingannya, kroda ika mangkana kramannya, ya tika inumenta, kawacakenanta caktinya, rupwan temung kopasaman.
Artinya :
“ Ada suatu pembawaan yang dapat dikuasai oleh orang bijaksana saja,menyebabkan panas, menyebabkan muntah-muntah, tetapi bukan suatu penyakit flu atau malaria, menyebabkan hilangnya jasa-jasa, menyebabkan neraka, tiada terkuasai ia oleh sembarang orang.
Hanya orang-orang bijaksana saja yang dapat menguasai itu, karena dia lah yang beriman, demikian lah keadaannya amarah itu, itu yang harus dapat dikuasai, kuasailah kekuatannya supaya mendapat kedamaian”.
Dari uraian diatas kesimpulannya adalah, bahwa marah itu adalah terletak pada hati yang panas.
Sekali pun seseorang mengepalkan tangan, membelalakan mata, mengherdik, tetapi apabila orang itu hatinya dingin, maka ia sebenarnya tidak marah. Begitu juga sebaliknya, sekalipun sikapnya manis, kata-katanya sopan, tapi kalau hatinya panas, maka sebenarnya ia adalah di dalam kemarahan .
Karena itu itu perlu diuasahakan suatu jalan, agar kemarahan itu dapat kita atasi.Ada beberapa uraian cara mengatasi kemarahan :
1. Diusahakan agar badan jasmani selalu dalam keadaan sehat, karena badan yang lemah atau sakit-sakitan sangat mudah dihinggapi kemarahan .
2. hiduplah sederhana dalam suatu hal,uraian didepan adalah termasuk pemeliharaan kesehatan jasmani.
3. Disamping uraian tersebut diatas, tidak boleh kita lupakan pemeliharaan kesehatan rohani. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
a. Melakukan renungan – renungan suci (doa – doa).
b. Latihan – latihan yoga (meditasi).
Itulah usaha – usaha minimum untuk salah satu jalan yang dapat kami suguhkan, jalan secara lahiriah dan batiniah untuk menghilangkan kemarahan .
Demikian penjelasan kami tentang Manacika bagian yang kedua, dan lanjutkan bagian yang ketiga.
●MANACIKA bagian yang ketiga yaitu : Yakin sepenuhnya dengan hukum karma. Bahwa segala gerak yang dipastikan akan mendatangkan pahala baik atau buruk (amal dan dosa ).Dalam pribahasa kita ada dikatakan :
“ALA ULAH, ALA TINAMU”.
“AYU KINARI, AYU PINANGGIH”
Oleh karena itu ajaran hukum karma ini juga memberi suatu tekanan agar kita percaya kepada diri sendiri. Orang yang percaya kepada dirinya sendiri, segala yang dicita –citakannya akan mudah tercapai, sebaliknya orang yang yang tak percaya pada dirinya sendiri, baginya berarti sesuatu kegagalan dalam segala hal.

Selanjutnya, ketahhuilah bahwa karma itu ada tiga macam, yaitu :
1. Sancita karma, ialah : karma dalam kehidupan terdahulu, yang pahalanya diterima/dinikmait pada masa sekarang / kehidupan sekarang.
2. Prarabda karma,ialah : karma dalam kehidupan sekarang yang pahalanya diterima/dinikmati dalam kehidupan sekarang juga, lunas tanpa sisa.
3. Kriya mana karma, ialah : karma dalam kehidupan sekarang yang pahalanya tidak sempat diterima pada kehidupan sekarang, sehingga harus diterma / dinikmati pada masa yang akan datang.
Demikian beberapa prihal hukum karma itu, dan selesailah penjelasan tentang MANACIKA.

WACIKA
●WACIKA bagian yang pertama adalah : tan ujar ahala, artinya : tidak mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati.Kata-kata yang menyakitkan hait misalnya :
1. Kata-kata yang bersifat mencela/ mengejek
2. Kata-kata yang bersifat sinis atau menyindir .
3. Kata-kata yang bersifat mencela atau jahil.
Kata-kata yang demikian itu memang kurang baik untuk diucapkan, karena hal itu menandakan bahwa kata-kata itu diucapkan , karena didorong oleh suatu etikad yang tidak baik.
Apabila manacika telah menuntun serta mengarahkan agar kita tidak menaruh rasa dengki, agar kita tidak berhati panas, agar kita percaya pada adanya hukum karma, maka tidaklah suatu halasan bagi kita untuk sampai hati dan sengaja untuk mengeluarkan kata-kata yang menimbulkan rasa sakit hati kepada pihak lain.Hendaknya kata-kata itu diatur sedemikian rupa, agar pengucapannya dari hati yang tulus , dengan demikian akan tedengarlah kata-kata yang manis , lemah lembut dan bersifat menyenangkan hati orang lain.
Demikian ulasan WACIKA bagian yang pertama, dan kini dilanjutkan dengan penjelasan bagian yang kedua .
●WACIKA bagian yang kedua, ialah : Tan ujar apergas , artinya : tidak mengeluarkan kata-kata yang keras,apalagi dengan menghardik,hal ini akan mengganggu ketenangan orang yang da disekitarnya. Sejumlah orang, apabila ia mendengar suara keras ia merasa takut kadang-kadang badannya gemetar.

Sesungguhnya ujar apergas itu di latarbelakangi oleh pengucapan dari orang-orang yang tergolong dalam keadaan marah,mabuk, terburu nafsu, bingung sehingga tampaknya menjadi agak kasar , agak sembrono , tidak sopan dan menyebabkan orang-orang disekitarnya merasa terganggu , merasa kurang aman, kurang senang olehnya. Orang-orang yang bijak sana dan terhormat sangat berhati-hati sekali bila mengeluarkan kata-kata.
Sekali lagi tentang tan ujar apergas ini sangat tergantung dengan situasi dan kondisi , waktu dan tempat , oleh karena itusangat pentinglah artinya tantang pendidikan yang berkenaan dengan adat istiadat dan adat sopan santun setempat.
●WACIKA bagian yang ketiga adalah uajr tan mitya artinya: tidak berbohong.
Dalam hal ini kata-kata yang tidak benar, kata-kata yang bersifat menifu, kata-kata yang tidak jujur, dan janji yang tidak ditepati, dapat digolongkan :” ujar mitya”,yang bertentangan dengan ujar tan mitya.
Pada umumnya semua orang wajib berusaha agar ia selalu berkata benar, menepati janji, berkata jujur, karena semua orang akan merasa tidak senang kalau ia tahu bahwa dirinya kena tipu.
Maka jelaslah, bahwa menipu orang lain hal itu berakibat tidak baik kepada diri sendiri, Dan mengertilah kita bahwa ujar tan mithya atau kejujuran itu sangat penting artinya bagi semua pihak, sedangkan ketidak jujuran akibatnya akn membawakerugian.
Demikian penjelasan tentang bagian yang ketiga, dan saya lanjutkan kebagian yang keempat.

●WACIKA bagian yang terakhir adalah ujar tan misuna artinya : tidak menfitnah.
Menfitnah adallah menceritakan yang tidak benar dan bersifat menjelekakn nam baik orang lain .Apabila yang difitnah itu suatu kelompok manusia yang bejumlah besar , perkelahian akan berubah menjadi peperangan. Dan akan terjadi bunuh membunuh, yang akibatnya akan menimbulkan kehancuran semua pihak.Maka mengingat bencana yang akan terjadi akibat menfitnah Dalam hal ini dapat kita benarkan ucapan orang bijak, bahwa menfitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan.
Dengan demikian marilah kita sekalian berusaha agar tidak melakukan fitnah, dan berusaha pula agar tidak terkena fitnah.Dengan jalan demikian semoga kita terhindar dari bencana fitnah.
Demikian penjelasan tentang WACIKA.

KAYIKA
● KAYIKA bagian yang pertama adalah tan amati-mati atau ahimsa artinya : tidak membunuh (dengan sewenang-wenang).
AHIMSA terdiri dari dua patah kata dasar, A berarti tidak dan HIMSA, berati menyakiti, menyiksa,melukaijuga berarti membunuh.Jadi AHIMSA adalah dapat diartikan: tidak menyiksa,menyakiti,tidak melukai,dan tidak membunuh.
Ahimsa dalam arti positip: ia selalu menaruh rasa cinta, kasih dan sayang pada semua mahluk.
●KAYIKA bagian yang kedua adalah: tan angahal-ahal, artinya : tidak mencuri.
Mencuri berarti memiliki kepunyaannya orang lai, dengan melawan hak.Termasuk pula perbuatan angahal-ahal ialah : mencopet, merampok,membajak,jadi apa-apa yang kita miliki dengan jalan yang tidak dihalalkan oleh agam, hal demikian itu dapat digolongkan dalam perbuatan angahal-ahal.perbuatan seperti itu patut dijauhkan karena ia merupakan dosa dan akan menyebabkan siberbuat akan tidak tenang.
●KAYIKA bagian yang terakhir adalah tan paradara yang artinya : tidak memperkosa atau tidak berzinah.
Berzinah ialah :
1. Mengadakan hubungan kelamin antara peria dan wanita dengan jalan tidak syah.
2. Menagdakan hubungan klamin dengan istri/suami orang lain.
3. Mengadakan hubungan kelamin dengan paksa, perkosaan, artinya tidak dasar cinta sama cinta.
4. Mengadakan hubungan klamin yang terlarang oleh agama.
Larangan melaksanakan paradara itu memang wajar, karena kalau tidak demikian, kehidupan kita sebagai manusia yang menjungjung tinggi budaya agama, bisa menemui keruntuhan.
Demikian penjelasan saya yang menyangkut perihal paradara, dan demikian berakhirlah sudah penjelasan saya mengenai Manacika, Wacika , Dan Kayika, yang termuat dalam ajaranTri Kaya Parisudha.
KESIMPULAN
Orang yang menjungjung tinggi ajaran Tri Kaya Parisudha itu, ia selalu mendapat restu dari para dewa, sebaliknya apabila kita mengingkari ajaran Tri Kaya Parisuda niscaya kita akan dijerumuskan oleh hukum.Disamping itu para dewa akan menjauh dari kita.
Tegasnya : seorang yang dengan bersungguh-sungguh hati meresapkan dan mengamalkan ajaran Tri Kaya Parisuda: akhirnya ia pasti akan berasil mencapai kebahagian yang tertinggi.

Diringkas oleh : Igede saputra
Sumber:Buku Trikaye Parisudhe

HARI SUCI

● Klasifikasi Waktu Pelaksanaan Hari Suci Keagamaan
Agama Hindu memiliki hari suci keagamaan. Hari-hari suci tersebut jumlaah,jenis, makna dan tujuannya beraneka ragam. Hari suci Hindu berdasarkan perhitungannya dapat dibedakan atas dua klompok besar yaitu:
A. Hari – hari suci berdasarkan perhitungan sasih /masa atau bulan.
B. Hari – hari suci perhitungannya berdasarkan pawukon.
Disamping dua hal kelompok diatas, untuk menentukan baik buruknya hari (warige dewasa ) tidak terlepas dari petunjuk sastra suci weda (Wedangga) bagian jyotisa yaitu astronomi menurut Weda. Dimana hal tersebut berpatokan / berpedoman pada perkembangan perubahan situasi alam semesta seperti iklim dan musim. Di Bali baik buruknya hari telah terrefrensi dalam beberapa lontar wariga antara lain Lontar Wariga Krimping, Lontar Wriga Gemet, Lontar Ala Ayuning Sasih,dsb.
A. Hari Suci Berdasarkan Perhitungan Sasih, Masa/Bulan.
Hari – hari suci berdasarkan sasih yaitu :
1. Purnama, Bulan dalam keadaan penuh terlihat dari bumi (nemu gelap). Berkaitan dengan purnama yang dianggap baik adalah Tigolas (penanggal ketiga belas), Purwani (penanggal keempat belas). Purnama adalah penanggal kelima belas.
2. Tilem, bulan mati, dimana bulan pada puncaknya tidak terlihat. Tilem adalah pengelong ping lima belas. Purnama ke purnama memakan waktu 30 hari (atau sebaliknya ). Purnama ketilem memakan waktu 15 hari (atau sebaliknya ).
3. Purwaning tilem kepitu yaitu hari Siwa Ratri.
4. Tilem Sasih Kesange yaitu pelaksanaan tawur agung dalam rangka menyambut hari raya Nyepi.
5. Penanggal satu sasih kedase adalah pelaksanaan Hari raya Nyepi
Disamping itu penentuan hari berdasarkan sasih/masa dapat dibedakan atas dua bagiaan yaitu:
a. Lahru sasih/ masa adalah musim kemarau/panas.
b. Rengreng masa/sasih adalah musim penghujan.
Sasih/masa perbandingannya dengan bulan masehi sebagai berikut:
1. Sasih Sarwanja atau Sasih Kasa – Bulan Juli.
2. Sasih Badrawada atau Sasih Karo – Bulan agustus.
3. Sasih Asuji Atau Sasih Ketiga – Bulan September.
4. Sasih Kartika atau Sasih Kapat – Bulan Oktober.
5. Sasih Margasira atau Sasih Kelima – Bulan Nopember.
6. Sasih Posya atau Sash Kenem – Bulan Desember.
7. Sasih Magha atau sasih kepitu – Bulan Januari.
8. Sasih Phalguna atau Sasih Kawulu – Bulan Februari.
9. Sasih Caitra atau Sasih Kesange – Bulan Maret.
10. Sasih Waisaka atau Sasih Kedasa – Bulan April.
11. Sasih Jyesta atau Sasih Desta – Bulan Mei.
12. Sasih Ashada atau Sasih Sada – Bulan Juni.
Pengaruh peredaran atau perputaran alam terhadap kehidupan di alam tercermin pada baik buruknya hari seperti tersebut diatas.
– Lahru masa adalah musim panas atau kemarauyaitu berlangsung antara sasih waisaka, sasih kedasa sampai sasih ketiga (sekitar bulan april sampai bulan september).
– Rengreng masa adalah musim hujan yang berlangsung antara sasih kapat sampai sasih kesanga (sekitar bulan Oktober sampai bulan Maret).
Sasih masa yang ditetapkan sebagai hari suci / hari besar agama Hindu serta makna yang terkandung didalamnya yaitu:
a. Sasih kedasa ditetapkan sebagai awal tahun baru caka, tepatnya penanggal satu yang disebut hari Nyepi(Hari raya Hindu yang diakui oleh pemerintah menjadi Hari libur Nasional).Satu hari sebelum nyepi yakni pada Tilem Sasih Kesanga dilaksanakan Tawur kesanga ditiap perempatandesa. Sasih kesanga merupakan sasih puncak dan sasih penutup tahun caka.
b. Sasih kapat diyakini sebagai sasih/bulan yang penuh berkah (sasih mule dayuh)yang ditandai dengan mulai turunnya hujan, tanaman mulai subur, tanaman berbunga/berbuah(musim semi). Pada Purnama Kapat sering dipakai sebagai hari suci/penting untuk upacara yadnya dan melakukan punia.
c. Sasih kapitu tepatnya pada pangelong keempat belas (Catur Dasi/Kresne Paksa) atau purwaning Tilem Kapitu yang dirayakan sebagai hari Payogan Sanghayang Siwa. Pada pustaka Siwaratri Kalpa dikisahkan perjalanan Lubdaka samapai menembus Siwaloka.

Sasih Kapiytu merupakan dimana pada malamnya gelap dan puncaknya pada pangelong keempat belas, hal ini disimbulkan sebagai tujuh kegelapan yang menyelimuti jiwa manusia . Barang siapa yang berasil mengatasi kegelapan/ kebodohan, pejalanannya pasti akan sukses dalam mengarungi kehidupan.

Sasih / bulan yang baik dipakai sebagai dewasa ayu melaksanakan yadnya antara lain :
a. Sasih Kedasa : Dewa Yadnya, Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya.
b. Sasih Kapat : Dewa Yadnya, Manusa Yadnya dan Rsi Yadnya.
c. Sasih Kenem, Sasih Kapitu, Sasih Kesanga : Bhuta Yadnya.

B. Hari – Hari Suci Berdasarkan Pawukon.
Penentuan hari suci Agama berdasarkan Pawukon dapat ditempuh dengan mengelompokkan waktu atas lima bagian yaitu:
1. Klompok Buda Kliwon
2. Klompok Tumpek.
3. Klompok Buda Wage/Bude Cemeng.
4. Klompok Anggar Kasih.
5. Klompok Wuku Embang /Redite Kliwon.
Masing – Masing jumlahnya enam dalam 210 hari.
1. Buda Kliwon Sinta: Hari Raya Pagerwersi, Jadi Pagerwersi adalah benteng yang kokoh, maksudnya adalah benteng pikiran dan hati nurani agar tetap kokoh dengan kebenaran.
2. Buda Kliwon Dunggulan disebut hari raya galungan, adalah hari kemenangan dharma melawan adharma.

Hari- hari penting yang berkaitan dengan Galungan, antara lain :
– Tumpek Warige , ini sebagai awal pembukaan /awal Galungan
– Sugihan Jawa, Penyucian bhuana agung .
– Sugihan Bali, penyucian bhuana alit(diri sendiri)dengan mulat sarira.
– Penyajaan, kemantapan diri dan pikiran.
– Penyekeban, mematangkan pikiran dan kemauan untuk berbuat baik.
– Penampahan, selalu waspada terhadap sifat-sifat Rajas dan Tamas agar tidak terlepas dari dharma.
Pada saat penampahan Galungan dipancangkan penjor Galingan lengkap dengan atribut hiasan sampian, cili, pala bungkah, pala gantung, sandang, uang kepeng, sanggah yang dipersembahkan kepada Sang Hayang Giri Putri sebagai penguasa dewa kesuburan.Hari Raya Galungan dirayakan pada saat pemerintahan Sri Jaya Kasunu di Bali.
3. Buda Kliwon Pahang disebut pula Buda kliwon Pengetuakan yaitu hari lepas dan bebas akan ikatan buncal walung sebab kurun waktu antara Buda Klieon Dungulan sampai Buda Kliwon Pahang merupakan waktu mala untuk melakukan karya ayu.
4. Tumpek Landep, (Payogan Sang Hyang Pasupati) merupakan hari selamatan untuk peralatan yang terbuat dari besi, terutama yang berkaitan dengan penajaman peningkatan derajat perekonomian.
5. Tumpek Wariga(Payogan Sang Hyang Sangkara)sebagai dewanya tumbuh-tumbuhan dimana umat wajib melakukan prsembahan untuk keselamatan dunianya tumbuh-tumbuhan atau hari persembahan untuk keselamatan lingkungan hidup. Tumpek wariga juga disebut Tumpek uduh, Tumpek bubuh, tumpek pengatag dan tumpek pengarah.
6. Tumpek Kuningan yaitu hari pemujaan kepada leluhur(Arwah Nenek Moyang)yang dilaksanakan sebelum jam 12 siang.
7. Tumpek Krulut(Payogan Sang Hyang Iswara ) , Diiringi para widyedari-widyedari sebagai hari keselamatan untuk kesenian(seni tari dan seni tabuh)agar seni mempunyai taksu.
8. Tumpek Uye, (Payogan Sang Hyang Rare Angon)untuk keselamatan hewan/binatang.Tumpek uye juga disebut Tumpek kandang untuk melestarikan fauna.
9. Tumpek Wayang disebut Tumpek Ringgit yaitu selamat erhadap kesenian,terutama seni pewayangan, seni ukir , seni rupa.
10. Buda Cemeng atau Bude Wage adalah payogan Bhatara Rambut Sedana, Keselamatan untuk harta benda (mas, manik-manik dan uang)agar dapat mengendalikan harta benda pada dharma.
11. Sukre Umanis, Payogan Bhatara Sri(dewi kemakmuran) untuk menjaga kesejah teraan sandang, pangan dan papan.
12. Sabtu Umanis Watugunung, hari raya Saraswati yaitu hari turunnya ilmu pengetahuan atau kitab suci Weda pemujaan terhadap Sang Hyang Saraswati.
13. Banyu Pinaruh pada Redite Pahing Sinte, sehari sesudah hari saraswati yang bertujuan membersihkan diri, mohon panugrahan/kaweruhan Sang Hyang saraswati agar agar pengetahhuan yang diterima dapat membantu menegakkan dharma.
14. Some Pon Sinte yaitu hari Some Ribek payogan Sang Hayang Manik Galih untuk kesejahteraan dan kemakmuran sandang dan pangan.
15. Selasa Wage Sinte (Payogan Sang Hayang Mahadewa)disebut pila sabuh mas yaitu memohon kemakmuran agar memperoleh kesuksesan mendapatkan harta benda yang diamalkan untuk kesejahteraan umat manusia.
Diringkas oleh:Igede Saputra
Sumber:Buku Agama Hindu